Jakarta (14/05/2024) – Wakil Dekan 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Unhan RI, Brigadir Jenderal TNI Dr. Helda Risman, M.Han, yang mewakili Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan RI, Laksamana Muda TNI Dr. Sri Yanto, S.T., M.Si (Han)., menyampaikan sambutan dan secara resmi membuka Kuliah Pakar 2024 Program Studi Manajemen Pertahanan, Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) UNHAN RI dengan tema “The Role of Internet of Military Things (IoMT) and Military Resource Planning System (MRPS) for Enabling and Sustaining Successful Military Operations”. Sebelum kegiatan kuliah pakar ini dibuka, Kolonel (Tek) Dr. Ir. Hikmat Zakky Almubaroq, S.Pd., M.Si., CIQnR., CIQaR., MCF, memberikan sambutannya sebagai Kepala Program Studi Manajemen Pertahanan sebagai penyelenggara Kegiatan Kuliah Pakar hari ini yang berlangsung secara daring. Selasa (07/05/2024).
Dalam sambutannya, Kepala Program Studi Manajemen Pertahanan, Kolonel (Tek) Dr. Ir. Hikmat Zakky Almubaroq, S.Pd., M.Si., CIQnR., CIQaR., MCF, menyampaikan bahwa kegiatan Kuliah Pakar yang diselenggarakan setiap tahun ini merupakan bagian dari proses pembelajaran di UNHAN RI, yang bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman kepada para mahasiswa, serta mengimplementasikan ilmu yang telah didapat untuk melakukan penelitian di bidang manajemen pertahanan. Selanjutnya, Kaprodi Manajemen Pertahanan menyampaikan bahwa pada era revolusi industri dan digital ini persaingan bisnis yang semakin ketat, sangat penting bagi industri pertahanan untuk meningkatkan kinerja strategisnya. Industri pertahanan harus dapat memanfaatkan beberapa kemungkinan untuk menjadi lebih kompetitif dan produktif sehingga dapat meningkatkan kinerja industri pertahanan. Dalam hal ini, praktik manajemen rantai pasok yang tepat berpengaruh positif terhadap kinerja industri pertahanan. Semakin memadai proses Supply Chain Management yang dilakukan maka kinerja industri pertahanan akan semakin baik. Salah satu cara untuk menjadi kuat dan kemandirian industri pertahanan, termasuk teknologi pertahanan yang mumpuni, adalah melalui pelaksanaan Supply Chain yang baik dan benar agar sistem pertahanan negara yang bersifat semesta dapat terwujud guna menghadapi berbagai ancaman non-militer yang dapat mengganggu stabilitas nasional. Dengan pertimbangan tersebut, maka Prodi Manajemen Pertahanan Unhan RI menjadikan Supply Chain Management sebagai topik utama untuk Kuliah Pakar Prodi Manajemen Pertahanan Unhan RI 2024.
Sebelum membuka secara resmi kegiatan Kuliah Pakar hari ini, Wakil Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan RI, menyampaikan sambutannya dengan menekankan peran Supply Chain Management (SCM) sebagai pendekatan terintegrasi untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi semua aktivitas yang terlibat dalam memindahkan barang atau jasa dari pemasok ke konsumen akhir. Scm melibatkan berbagai proses, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, hingga manajemen inventaris. Dalam konteks pertahanan, SCM menjadi kunci untuk memastikan bahwa pasokan logistik dan persediaan militer tersedia secara tepat waktu dan efisien. Dengan menggunakan pendekatan SCM yang baik, negara dapat mengoptimalkan rantai pasoknya untuk mendukung kebutuhan pertahanan, termasuk pemeliharaan peralatan militer, persediaan amunisi, dan logistik operasional. Namun, tantangan dalam mengelola rantai pasok pertahanan tidaklah mudah. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasional, ketidakpastian permintaan, dan risiko keamanan menjadi hambatan yang perlu diatasi. Di sinilah Internet of Things (IoT) hadir sebagai solusi alternatif yang dapat meningkatkan visibilitas, traceability, dan pengelolaan risiko dalam rantai pasok pertahanan.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya, atas kesediaan narasumber Dr. Timotius Febry CWS, S.T., M.T., M.M., CSCA., CPSM., CDS, untuk berbagi pengetahuan/ pengalaman kepada para mahasiswa serta para dosen yang mengikuti kegiatan ini. Selanjutnya Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan berharap agar mahasiswa dapat aktif dalam sesi tanya jawab yang mana sesi tersebut bertujuan untuk memperdalam khasanah keilmuan untuk kepentingan penelitian tesis dan selanjutnya diharapkan akan dapat melahirkan ide, gagasan, serta inovasi terbaik bagi bangsa indonesia terutama dalam bidang pertahanan.
Setelah kegiatan Kuliah Pakar dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan, yang diwakili oleh Wakil Dekan 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, narasumber dalam Kuliah Pakar 2024 yaitu Dr. Timotius Febry CWS, S.T., M.T., M.M., CSCA., CPSM., CDS, menyampaikan paparannya dengan judul “Supply Chain Management and Internet of Defense Things as alternative solutions to strengthen the national defense supply chain: Role of Military resource planning system (MRPS)”. Rangkaian sesi dengan narasumber dipandu oleh Mahasiswa Manajemen Pertahanan RI, Syamsul Wahyu, S.T sebagai moderator.
Beberapa poin penting yang disampaikan oleh narasumber dalam paparannya adalah sebagai berikut: Perkembangan Internet of Defense Things (IOT) saat ini cukup masif sejak tahun 2010-2020. Konsep IOT dapat diimplementasikan dalam semua elemen kehidupan, termasuk dalam bidang pertahanan. Internet of Defense Things (IOT) dipadukan dengan Supply Chain Management (SCM) untuk mendukung sistem pertahanan Indonesia. Indonesia memiliki potensi besar terhadap ancaman yang ada, sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat memperkuat sistem pertahanan di Indonesia.
Dalam suatu keadaan seperti Perang diperlukan dukungan logistik, dukungan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mendukung pertempuran tersebut. sehingga diperlukan sistem terintegrasi dari data primer dan sekunder sehingga menjadi suatu konsep untuk mendukung sistem pertahanan dalam masa damai dan perang. Indonesia saat ini menghadapi actual threats dan potential threats berdampak terhadap kondisi NKRI. Berbagai ancaman tersebut menjadi gambaran atas ancaman masa depan bagi pertahanan negara. ketika berbicara terkait SCM dalam kebutuhan logistik maka perlu mempertimbangkan defense equipment maintenance, defense equipment readiness, operation readiness dan state sovereignty.
Manajemen Risiko Rantai Pasok (Supply Chain Risk Management atau SCRM) adalah proses untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengurangi risiko yang dapat mengganggu aliran barang dan jasa dalam rantai pasokan. Proses ini melibatkan beberapa langkah utama, yaitu identifikasi risiko melalui brainstorming dan analisis data historis, penilaian risiko berdasarkan kemungkinan dan dampaknya, serta mitigasi risiko melalui diversifikasi, perencanaan kontinjensi, dan asuransi. Selain itu, pemantauan dan peninjauan berkala sangat penting untuk memastikan efektivitas SCRM dan mengidentifikasi risiko baru. Manfaat dari SCRM termasuk pengurangan biaya, peningkatan kepuasan pelanggan, efisiensi yang lebih tinggi, dan peningkatan daya saing. Implementasi SCRM dapat dilakukan baik melalui bantuan konsultan maupun pengembangan program internal, dengan dukungan budaya organisasi yang kuat dan pemanfaatan teknologi. Dengan mengelola risiko secara proaktif, bisnis dapat menjaga kelancaran rantai pasokan dan mencapai tujuan operasional serta strategis mereka.
Terdapat banyak ruang untuk pengembangan kemampuan tambahan di masa depan melalui integrasi sensor, robot, amunisi, perangkat yang dapat dikenakan, kendaraan, dan senjata. Misalnya, dengan teknologi saat ini dan yang berlaku, magasin senjata dapat dengan mudah dibuat “pintar”, memungkinkan mereka untuk melacak dan melaporkan negara amunisi secara langsung untuk pembuatan permintaan logistik otomatis. Perangkat yang dapat dikenakan ini dapat mencakup sensor yang menambah Battle Management System (BMS) yang terhubung ke military resource planning system (MRPS) dengan mengumpulkan data yang lebih akurat dari medan perang untuk merencanakan dan memperkirakan kebutuhan dukungan keberlanjutan operasi militer negara.
External Threats terbagi menjadi physical attack vectors dan cyber attack vectors. Dalam physical attack vectors risiko dasar yang melekat pada penyebaran IoMT dan perangkatnya mencakup peningkatan kemungkinan akses fisik yang mungkin dimiliki penyerang karena jumlah perangkat yang dimasukkan ke dalam ruang pertempuran, oleh karena itu integritas fisik mungkin tidak dapat dijamin. Selain menghadirkan peluang untuk penghancuran fisik perangkat itu sendiri, akses fisik terkadang dapat meningkatkan kemudahan yang dapat dieksploitasi, tergantung pada perangkat. Sedangkan dalam cyber attack vectors memiliki risiko utama yang melekat pada penyebaran IoMT adalah keamanan dari serangan cyber perangkat, saluran komunikasi, dan aplikasi backend dan penyimpanan. Vektor serangan elektromagnetik ini sering dikaitkan dengan istilah “peretasan”, yang mencakup berbagai aktor, metode, dan hasil yang berbeda. Secara khusus, ini adalah perhatian utama seputar IoMT, yang mungkin berisiko menyerahkan informasi penting atau berpotensi mengendalikan sistem jika dieksploitasi.
Kegiatan Kuliah Pakar 2024 ini dipandu oleh Mahasiswa Prodi Manajemen Pertahanan Unhan RI, Princess Merry Panggabean sebagai MC. Kuliah Pakar ini diikuti oleh 65 orang via zoom, termasuk 50 mahasiswa Pascasarjana Program Studi Manajemen Pertahanan dan Program Studi lainnya, serta 15 orang dosen pendamping, Sesprodi, Staf Prodi dari UNHAN RI. Mengakhiri kegiatan Kuliah Pakar Manajemen Pertahanan 2024 dan sebagai ungkapan terima kasih dan penghargaan kepada Narasumber dan Moderator, Wakil Dekan FMP UNHAN RI memberikan sertifikat kepada Narasumber dan Moderator atas kontribusinya dalam kegiatan Kuliah Pakar 2024 hari ini.