Jakarta. Jumat, 25 Oktober 2024 Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan RI (Unhan RI) berkolaborasi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sukses dalaml menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertemakan “Strategi Optimalisasi Dana Haji di Era Saudi Vision 2030”. Acara ini menyoroti berbagai topik penting seputar pengelolaan dana haji yang berkelanjutan, penerapan teknologi, optimalisasi logistik, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Acara ini dibuka secara resmi oleh Laksamana Muda TNI Dr. Sri Yanto, S.T., M.Si (Han), Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan RI. Dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengoptimalkan pengelolaan dan investasi dana haji di Indonesia. Beliau menggarisbawahi bahwa pelaksanaan ibadah haji dan umrah bukan hanya merupakan kewajiban ibadah bagi umat Muslim Indonesia, tetapi juga peluang strategis untuk meningkatkan posisi ekonomi Indonesia di Arab Saudi, seiring dengan implementasi Saudi Vision 2030. Narasumber pertama Prof. Dr. Surachman Surjaatmadja menyoroti pentingnya pengembangan SDM di BPKH dalam rangka menghadapi Saudi Vision 2030. Perlunya penekanan pada program pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan karyawan, terutama dalam manajemen keuangan, investasi syariah, dan pelayanan jamaah haji.
Prof. Surachman juga menggarisbawahi pentingnya integrasi teknologi digital seperti Big Data, blockchain, dan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi operasional. Penguatan budaya organisasi yang berbasis nilai integritas dan inovasi juga menjadi fokus utama dalam pengembangan SDM. Narasumber kedua Kolonel Laut (Purn) Dr. Aris Sarjito membahas pentingnya kebijakan dan perizinan yang efektif dalam mendukung investasi dana haji, khususnya di Arab Saudi. Tantangan birokrasi yang sering kali memperlambat proses perizinan investasi. Dr. Aris mengusulkan penyederhanaan prosedur perizinan dan peningkatan kerjasama dengan otoritas lokal di Arab Saudi untuk mempercepat realisasi proyek investasi di sektor akomodasi, transportasi, dan keuangan syariah. Kolaborasi antara BPKH dan Kementerian Luar Negeri serta otoritas di Arab Saudi dianggap sangat penting untuk memastikan bahwa setiap investasi berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku di kedua negara.
Pemateri selanjutnya Laksda TNI (Purn) Dr. Ir. Suyono Thamrin, Drs., S.T., M.Eng.Sc., M.Tr.Opsla., CPHCM., IPU., ASEAN Eng., CIPA., CIQnR., CIQaR., CIMMR., Industrial Eng. menyampaikan pentingnya optimalisasi logistik haji sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dana haji. Dengan jumlah jamaah haji reguler mencapai 200.000 orang dan jamaah umrah sekitar 118.000 per bulan, sektor logistik seperti penyediaan makanan dan transportasi menjadi krusial. Dr. Suyono Thamrin mengusulkan pembangunan dapur besar dengan kapasitas tinggi di Arab Saudi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jamaah secara efisien. Investasi strategis dalam sektor logistik, seperti distribusi makanan dan pengelolaan daging Dam, diharapkan dapat memperpanjang masa pakai dana abadi haji. Upaya ini juga menjadi bagian dari langkah untuk mempertahankan dan menambah pendapatan dari sektor logistik.
Pemateri keempat Laksda TNI Dr. Ivan Yulivan, S.E., M.M., M.Tr (Han) menekankan pentingnya inovasi teknologi dalam manajemen keuangan dan operasional haji. Inovasi padai sistem navigasi GPS, aplikasi seluler untuk panduan ibadah, dan sistem manajemen kerumunan berbasis kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, mempermudah pelaksanaan ibadah, serta mengurangi potensi permasalahan selama penyelenggaraan haji. Digitalisasi manajemen dana haji pada pengelolaan keuangan yang meliputi pemantauan aliran dana, neraca pembayaran, dan pengelolaan dana APBN. Inovasi digital ini akan memastikan transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik dalam pengelolaan keuangan haji.
Narasumber yang terakhir Kolonel Cpl (Purn) Prof. Dr. Ir. Zainal Abidin S., M.M. menyampaikan pentingnya diversifikasi investasi dalam pengelolaan dana haji. Prof. Zainal Abidin menggarisbawahi perlunya diversifikasi portofolio, mulai dari deposito syariah, sukuk, hingga investasi di sektor properti dan infrastruktur di Arab Saudi. Pentingnya investasi di sektor riil seperti pembangunan perumahan, hotel, dan transportasi darat untuk mendukung mobilitas jamaah haji. Peningkatan kapasitas akomodasi jamaah melalui kemitraan dengan perusahaan lokal maupun internasional dianggap strategis untuk meningkatkan pelayanan jamaah. Dalam hal pengelolaan dana, Prof. Zainal Abidin menekankan pentingnya penyimpanan dana di berbagai bank syariah di dalam dan luar negeri, terutama di Arab Saudi, guna membangun kepercayaan dan membuka peluang investasi.
FGD yang dimoderatori oleh Dr. Agung Sri Henndarsa, S.T., M.Eng.,M.M. berjalan dengan lancar. Kesuksesan acara ini mencerminkan komitmen kuat Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan RI (Unhan RI) dan BPKH dalam mendukung pengelolaan dana haji yang lebih optimal, transparan, dan sesuai syariah, demi kesejahteraan umat Islam Indonesia.