Jakarta, Prodi Ekonomi Pertahanan, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), menggelar Kuliah Kerja Luar Negeri bertema “Economic Dimensions Of Defense And Security: Strategic Management, Resource Optimization, and Policy Implications in Malaysia and Beyond”. KKLN ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan RI, Mayjen TNI Dr. Priyanto, S.IP, M.Si (Han), pada Hari Rabu (15/10). Bertindak sebagai moderator dalam diskusi ini adalah Kol Art Dr. Guntur Eko Saputro, S.I.P., M.M dosen tetap Fakultas Manajemen Pertahanan RI. KKLN yang dilaksanakan dibagi menjadi 5 sesi dimana pada sesi pertama menghadirkan narasumber dari National Defence University Of Malaysia Professor Dr. Adam Leong Kok Wey yang merupakan Professor of Strategic Studies & Director, Centre for Defence and International Security Studies, NDUM.
Dekan FMP menekankan bahwa Program Studi Magister Ekonomi Pertahanan sebagai bagian dari Fakultas Manajemen Pertahanan memiliki tanggung jawab besar dalam mencetak sumber daya manusia yang tidak hanya menguasai teori ekonomi, namun juga memiliki pemahaman mendalam terhadap kompleksitas geopolitik, kebijakan pertahanan, serta tantangan nasional yang terus berkembang. Sebagai bagian dari upaya penguatan akademik, pengembangan kurikulum melalui pendekatan Outcome-Based Education (OBE) menjadi langkah strategis yang kami ambil. Pendekatan ini menitikberatkan pada pencapaian learning outcomes yang terukur dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja sekaligus mendukung arah pembangunan nasional di bidang pertahanan dan keamanan.
Dekan FMP juga menyampaikan harapannya terkait pelaksanaan KKLN ini, beliau berharap dapat memperoleh masukan yang konstruktif dari para pakar, dan akademisi untuk memperkuat struktur kurikulum, memperkaya substansi pembelajaran, dan memastikan bahwa lulusan Program Studi S2 Ekonomi Pertahanan benar-benar siap menjadi bagian dari solusi atas tantangan yang dihadapi bangsa ke depan.
Prof. Dr. Adam Leong Kok Wey menggarisbawahi bahwa strategi besar dalam kekuatan siber melibatkan koordinasi komprehensif sumber daya militer, ekonomi, diplomatik, dan sosial untuk mencapai tujuan keamanan nasional. Di era digital saat ini, kekuatan siber berfungsi sebagai alat pertahanan sekaligus proyeksi kekuatan, terutama bagi negara-negara menengah dan kecil. Namun, ketergantungan yang tinggi pada infrastruktur digital meningkatkan kerentanan terhadap spionase, sabotase, dan operasi informasi. Oleh karena itu, keamanan siber harus diintegrasikan ke dalam strategi nasional melalui pendekatan Pemerintahan Masyarakat Secara Menyeluruh (WOGOS) untuk memperkuat ketahanan dan tata kelola kolektif.
Presentasi ini juga menekankan perlunya kerja sama regional, khususnya di ASEAN, untuk melawan ancaman siber dan AI bersama. Platform seperti Jaringan Pertahanan Siber ASEAN (ACDN) dan ADMM mendorong kolaborasi dalam regulasi, etika, dan pengembangan kapabilitas. Strategi Keamanan Siber Malaysia (MCSS) dan Undang-Undang Keamanan Siber 2024 mencerminkan pendekatan ini, dengan fokus pada perlindungan infrastruktur penting dan pengembangan pertahanan siber berbasis AI dan kuantum. Pada akhirnya, strategi besar siber yang efektif memerlukan koherensi nasional dan kolaborasi regional untuk menjaga keamanan, stabilitas, dan kedaulatan digital di Asia Tenggara.
KKLN sesi pertama ini ditutup dengan penyerahan sertifikat oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Manajemen Pertahanan UNHAN RI Laksma TNI DR. Yanda Dwira Firman Z, S.T., M.C.M. kepada narasumber. KKLN ini turut dihadiri oleh Kepala Prodi Manajemen Pertahanan, Kol (Tek) Dr. Ir. Hikmat Zakky Almubaroq, S.Pd., M.Si., CIQNR.,CIQR.,MCF. Kepala Prodi Ekonomi Pertahanan FMP Unhan RI Kolonel Sus Dr. Drs. Suwito, M.Si, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dr. Sri Murtiana, S.Sos.,MM, serta seluruh mahasiswa Prodi Ekonomi Pertahanan Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan RI, para guru besar, dosen, serta tamu undangan lainnya. Diskusi berlangsung dengan antusias, di mana para peserta aktif mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber dengan pemahaman yang mendalam di bidangnya.