Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan RI mengikuti Seminar Nasional Lemhannas RI dengan tema “Membangun Konektivitas Maritim Selatan-Selatan dalam Mendukung Ketahanan Nasional” yang diselenggarakan oleh Lemhannas RI. pada Rabu, 11 Oktober 2023 di Flores Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta kegiatan tersebut terdiri dari tiga Sesi. yang dibuka oleh Gubernur Lemhannas RI a.n Andi Widjajanto, Ph.D
Sesi 1 dengan topik “Geopolitik dan Geomaritim” yang dipaparkan oleh pemapar pertama a.n Bapak Andi Widjajanto, Ph.D., Gubernur Lemhannas RI tentang Konektivitas Selatan-Selatan). Negara di kawasan Selatan diproyeksikan akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih baik daripada negara di kawasan utara. Berdasarkan analisa Goldman Sach (2022) maupun Visual Capital (2022), dijelaskan bahwa 10 dari 15 negara ekonomi terbesar didunia akan ditempati oleh negara selatan. Kekuatan ekonomi negara selatan bersumber dari perdagangan, hal tersebut menjadi modal dalam mewujudkan gagasan konektivitas selatan-selatan. Indonesia dapat memainkan perannya sebagai hub logistik antar negara selatan maupun negara selatan yang akan mengakses pasar di utara
Selanjutnya dipaparkan oleh pemapar kedua Laksdya TNI (Purn) Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD. Wakil Kepala BRIN tentang Geopolitik Selatan-Selatan: Ketahanan Pangan, Air, Dan Energi). Penguatan Ketahanan Nasional diarahkan untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam rangka memperkuat kelembagaan dan program untuk ketahanan pangan, air dan energi. Selain itu ketahanan nasional juga diarahkan untuk mewujudkan ketahanan regional, dimana komitmen dan kebijakan negara negara untuk bekerja sama dalam mengatasi pemanasan global dan polusi. Sehingga diperlukan adanya sinkronisasi hukum nasional dan internasional.
Sesi kedua dengan topik “Ekonomi, Trade dan Pelayaran” dipaparan oleh pemapar pertama Bapak M. Harjono Kartohadiprodjo, mantan pengusaha Ocean Going dan Pengamat Maritim Indonesia tentang Perangkat Negara Maritim: Menata Pelayaran Demi Ketahanan Nasional Dalam Rangka Kerjasama Selatan-Selatan). Hal-hal yang mendasari Indonesia sebagai poros maritim dunia dan center of gravity, diantaranya pergeseran kekuatan industri dunia dari Benua Eropa dan Amerika ke Benua Asia, pergeseran pusat sumber energi dari Timur Tengah ke wilayah Pasifik Barat, Indonesia saat terletak di wilayah perkembangan ekonomi tertinggi dunia, Indonesia terletak di jalur pelayaran dunia strategis, Potensi tenaga kerja yang luar biasa, serta Pembangunan nasional.
Selanjutnya dipaparkan oleh pemapar kedua a.n Bapak Bani Maulana, CEO PT Samudera Indonesia, Tbk tentang Membangun Konektivitas Maritim Selatan-Selatan Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Nasional). Berdasarkan data trademap.org, perdagangan benua Asia khususnya dalam ekspor memiliki nilai yang cukup besar. Salah satu komoditi yang memiliki nilai ekspor tinggi adalah Mineral.
Sesi 3 “Keamanan Maritim dan Regulasi”. Paparan oleh pemapar pertama a.n Bapak Baitul Ihwan, Ketua Mahkamah Pelayaran tentang Peran Mahkamah Pelayaran Dalam Menjaga Keselamatan Dan Keamanan Pelayaran Nasional). Berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2008, Mahkamah Pelayaran memiliki tugas dalam melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal dan menegakan kode etik profesi dan kompetensi Nakhoda dan/atau Perwira kapal.
Selanjutnya paparan oleh pemapar kedua Laksamana TNI Muhammad Ali, KSAL (diwakili oleh Pangkoarmada RI) tentang Strategi Mitigasi Potensi-Potensi Ancaman Keamanan Maritim Indonesia Untuk Mendukung Konektivitas Selatan-Selatan). Pengembangan konektivitas maritim selatan-selatan memerlukan penguatan pertahanan dan ekonomi berbasis maritim yaitu Blue Water Navy dan Blue Economy. Dalam mewujudkan konektivitas maritim selatan-selatan, perlu memperhatikan beberapa potensi ancaman diantaranya yaitu Maritime Security issues di berbagai titik rawan, Geopolitical Rivalry antar negara superpower, Maritime Environmental Degradation (MED), Climate Change serta Kejahatan di Laut Wilayah Yurisdiksi NKRI.